Search

Buaya Nusakambangan dan Legenda Candra Pangin

Kustoro memperkirakan peristiwa itu terjadi kisaran tahun 1840-an. Sejak saat itu, warga Kampung Laut menyebut nama buaya atau baya dengan sebutan yang berkelindan dengan hawa segan atau hormat, yakni Luhur.

Luhur, dalam budaya Jawa bisa diartikan sebagai roh atau kekuatan tak kasat mata. Luhur, biasa juga diartikan sebagai nenek moyang, leluhur. Penyebutan buaya sebagai Luhur adalah wujud penghormatan masyarakat Kampung Laut kepada buaya.

"Biasanya di sini menyebut buaya itu, Luhur, leluhur. Tapi kepercayaan yang sampai berakibat kepada perubahan budaya dan tingkah laku masyarakat sih kelihatannya tidak ada," Kustoro menjelaskan.

Terlepas benar tidaknya kisah berbalut aroma mistis ini, warga Kampung Laut masa lalu begitu akrab dengan buaya. Buaya menjadi raja di Laguna Segara Anakan, jauh hari sebelum umat manusia tinggal di kawasan ini.

Perlu harmoni dan keselarasan agar tak terjadi konflik yang bisa memicu korban jiwa di kedua belah pihak, baik manusia maupun buaya. Karena, alam diciptakan bukan untuk dikuasai, melainkan saling berbagi.

Koordinator Polisi Hutan BKSDA Jawa Tengah Wilayah Konservasi Cilacap, Endi Suryo Heksianto mengatakan masih mengkaji keberadaan buaya di perairan Nusakambangan ini. Itu termasuk tujuh buaya yang dilaporkan di sisi barat utara Pulau Nusakambangan.

Kemungkinan pertama, buaya itu akan dievakuasi. Namun, tentu perlu pertimbangan matang untuk mengevakuasi buaya dari habitatnya.

Dia menegaskan, semua jenis buaya adalah hewan dilndungi. Itu termasuk buaya diduga buaya mura (Crocodylus porosus) yang tampak di perairan Nusakambangan.

Karenanya, sebagai langkah awal penanganan, BKSDA menyosialisasikan kepada masyarakat dan juga membuat pengumuman agar nelayan dan warga berhati-hati saat beraktivitas di sekitar perairan di mana pernah terdeteksi keberadaan buaya.

"Ya jelas ini kan satwa dilindungi. Masyarakat kalau melihat atau menjumpai ya jangan dibunuh. Tapi dilaporkan kepada kami, BKSDA. Kemudian kalau melakukan aktivitas, seperti nelayan, jangan naik perahu tidak sendirian," ujar Endi.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Viral Penampakan Buaya di Perairan Teluk Penyu dan Nusakambangan Cilacap

Let's block ads! (Why?)

from Berita Daerah dan Peristiwa Regional Indonesia Terbaru kalo berita gak lengkap buka link disamping http://bit.ly/2W9j5Fc

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Buaya Nusakambangan dan Legenda Candra Pangin"

Post a Comment

Powered by Blogger.