Liputan6.com, Raleigh - Setidaknya 10 orang tewas di Negara Bagian North Carolina dan satu lainnya tewas di Negara Bagian South Carolina yang bertetangga, akibat Badai Florence yang mulai menghantam pesisir timur Amerika Serikat (AS) sejak Jumat 13 September 2018, menurut laporan dari otoritas lokal.
Belum jelas apakah ada korban luka akibat badai, namun, bencana alam tersebut telah berdampak pada hampir 796.000 orang di dua Carolina. Hampir sebagian besar dari yang terdampak melaporkan putusnya jaringan listrik di wilayah pemukinan, demikian seperti dikutip dari CNN, Minggu (16/9/2018).
Tiga kematian terakhir di North Carolina terkait dengan banjir bandang dan air deras di jalan-jalan di Duplin County, kata kantor sheriff (polisi lokal) setempat.
"Sebagian besar kematian akibat badai terjadi karena korban tenggelam di air tawar saat berada di dalam mobil," kata Gubernur North Carolina, Roy Cooper. "Jangan mengemudi melintasi air banjir atau arus air deras."
Di South Carolina, seorang wanita 61 tahun meninggal Jumat malam ketika mobilnya menabrak pohon yang jatuh saat badai, kata pejabat darurat negara.
Bagi yang terpaksa berkendera untuk mengungsi, otoritas setempat menganjurkan warga untuk mencari rute memutar yang tak dilintasi oleh badai.
"Satu hal yang ingin saya cegah adalah ribuan orang terdampar di jalan lintas negara bagian," kata Menteri Transportasi Negara Bagian North Carolina Jim Trogdan.
Para pejabat memperingatkan bahwa banjir baru saja dimulai.
"Bahaya banjir dari badai ini lebih signifikan hari ini sejak badai mendarat 24 jam lalu," kata Gubernur North Carolina Roy Cooper Sabtu pagi waktu setempat.
"Kami menghadapi terjangan ombak tinggi di pantai kami, mengalir ke sepanjang sungai kami, melintasi tanah pertanian kami, dan di kota-kota kami."
Pusat badai merayap di atas South Carolina, tetapi banyak titik hujan utamanya masih berada di North Carolina yang sudah terlebih dahulu dilanda hujan deras. Negara bagian itu telah menyiapkan apa yang mungkin menjadi hari-hari penuh dengan banjir bagi beberapa komunitas.
Banjir yang serius diperkirakan terjadi di dua negara bagian, dan beberapa sungai mungkin akan meluap pada tiga hingga lima hari ke depan.
Florence menghantam pada Jumat pagi di North Carolina sebagai badai kategori 1, menyebabkan hingga sekitar 796.000 orang di negara bagian itu dan Carolina Selatan mengalami putus listrik.
Badai Florence telah menjebak orang-orang di rumah-rumah dengan banjirnya. Tim penyelamat lokal, bergabung dengan lembaga tanggap darurat independen setempat mencoba membawa orang yang terjebak di rumah ke tempat pengungsian yang aman.
Di sisi lain, beberapa laporan menyebut bahwa lembaga darurat milik pemerintah tak merespons korban yang terjebak di dalam rumah akibat badai.
Annazette Riley-Cromartie mengatakan dia dan keluarganya mengira mereka akan aman di rumah mereka di timur North Carolina. Namun luapan air terus naik.
Dia, suaminya, dan tiga anaknya melarikan diri ke loteng, tetapi angin kencang membuat keluarga itu urung bertahan di atap, dan kemudian melarikan diri ke kamar tidur di lantai atas.
Ketika mereka menunggu pekerja darurat, mereka mendengar tetangga berteriak minta tolong. Suaminya, yang memiliki tinggi 187 cm pergi untuk melihat apa yang bisa dia lakukan, tetapi air banjir telah mencapai dadanya, kata Annazette.
"Ini adalah perasaan terburuk di dunia untuk mendengar orang-orang berteriak minta tolong, dan Anda tidak bisa berbuat apa-apa," katanya.
Dia bilang dia menelepon 911, tapi tidak ada yang datang. Akhirnya, tim penyelamat sukarela dari Negara Bagian Indiana (di kawasan midwest yang tak terdampak badai) tiba dengan perahu dan menyelamatkan mereka.
Para pejabat telah mengumumkan keadaan darurat Badai Florence di beberapa negara bagian, termasuk di dua Carolina, Georgia, Virginia dan Maryland, di mana daerah-daerah kawasan pesisir timur itu masih belum pulih dari badai musim panas.
Simak video pilihan berikut:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Belasan Orang Tewas Akibat Badai Florence yang Menghantam Pesisir Timur AS"
Post a Comment