Tidak sedikit pengusaha batik Cirebon kehabisan bahan kain untuk melayani pesanan. Dia mengaku pernah menjual batik dari kain bekas dipakai emak-emak.
"Kain bekas emak-emak saya beli saya batik lagi dan laku juga disitu kami merasa hidup karena pengrajin juga ikut kecipratan. Saya sering melayani waiting list," kata dia.
Namun demikian, dia mengaku belakangan industri batik miliknya mengalami pasang surut. Terutama toko batik BT yang berada di luar Cirebon.
Menurutnya, jika semakin banyak masyarakat memakai batik, semakin besar peluang para pengrajin batik dapat bertahan hidup. Dia menyebutkan, satu helai kain batik rata-rata dikerjakan oleh 10 sampai 15 pengrajin.
"Kalau tiap satu helainya banyak yang beli maka dampaknya juga ke pengrajin. Geliat cinta batik tidak seheboh seperti tahun 2008 lalu," kata dia.
Sekretaris Provinsi Cirebon Iwa Karniwa mengatakan, sudah membuat regulasi para pegawai baik PNS maupun honorer untuk wajib memakai batik. Dalam satu minggu, ada dua hari yang wajib menggunakan batik.
"Total pegawai PNS maupun honorer di Jawa Barat sekitar 70 ribu dan setiap hari Kamis dan Jumat kami wajibkan pegawai baik honor maupun PNS pakai batik," sebut Iwa.
Selain mewajibkan pegawai mengenakan batik, dia juga mengaku terus berusaha mengembangkan motif batik di kota dan kabupaten di Jawa Barat.
Dia berharap, kedepan motif batik menjadi pakaian wajib dalam setiap acara kenegaraan.
"Saat ini ada 27 motif baru dibuat dari tiap kota dan kabupaten dan kami terus kembangkan," ujar dia.
Dalam momentum hari batik nasional ini, BT Batik Trusmi Cirebon memberikan penghargaan kepada 100 pebatik Cirebon. Dia berharap, pada geliat masyarakat mencintai batik Indonesia dapat kembali seperti tahun 2008 lalu.
Saksikan vidio pilihan berikut ini:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Cara Pegiat Batik Cirebon Pertahankan Warisan Leluhur"
Post a Comment