Search

Penyelamatan Dramatis Korban Palu yang Memeluk Jasad Ibu

Liputan6.com, Jakarta - Gempa berkekuatan magnitudo 7,4 disertai tsunami menerjang Palu, Sulawesi Tengah dan sekitarnya pada Jumat petang, 28 September 2018. Usai bencana itu, segenap pihak intensif menjalankan aksi pencarian dan evakuasi korban. Proses itu pun berlangsung penuh haru.

Seperti laporan yang dilansir Antara, terlihat pada Minggu, 30 September 2018 di kantor Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) Kota Palu. Pada pukul 03.00 WIB dini hari, suasana sudah terlihat sangat sibuk.

Sejumlah orang berdatangan mencari nama saudara, sanak keluarga, dan kerabatnya. Mereka berharap nama keluarganya tertulis pada kertas A0 yang dipasang di dalam kantor. Sejak terjadinya gempa, mereka tidak mengetahui keberadaannya keluarganya.

Banyak di antara mereka meminta tolong segera mengevakuasi jenazah orang terjebak di reruntuhan bangunan, tetapi hanya didata karena terlalu banyak permintaan, sementara personel sangat kurang.

Kantor Basarnas Palu bermarkas di jalan Elang, malam itu satu-satunya bercahaya karena menggunakan genset. Bangunan dan rumah-rumah di sekitarnya padam akibat aliran listrik dan komunikasi terputus.

Sesekali penerangan muncul dari balik lampu kendaraan yang melintas di jalan raya setempat menerangi puluhan orang duduk di pinggir jalan menunggu kejelasan pertolongan keluarganya.

Pasukan berbaju oranye ini terlihat mondar-mandir, ada yang baru tiba dan ada yang bersiap untuk melakukan upaya penyelamatan. Dari laporan, masih ada korban hidup di Perumnas Balaroa, Palu Barat, tim langsung bersiap.

Mendapat instruksi atas laporan masyarakat itu, korban selamat tetapi terjebak di dalam reruntuhan bangunan, satu tim kecil Basarnas diterjunkan melakukan survei sekaligus memberi pertolongan pertama menggunakan kendaraan pikap menuju lokasi.

Tim pertama bergerak menelusuri kota yang sudah mati tanpa penerangan. Di perjalanan, terlihat warga korban gempa berada di pinggiran jalan dan tanah lapang memasang tenda-tenda sebagai tempat bernaung.

Penduduk kota kelihatan takut berada di dalam rumahnya, karena trauma sering terjadi getaran gempa susulan yang masih aktif sesekali pada malam hari. Dalam keadaan gelap gulita, tim kemudian masuk ke lokasi dengan senter penerang serta helm senter kepala menyusuri tanah yang sudah longsor, bagian lain sudah menjadi perbukitan.

Terdengar suara sayup-sayup orang minta tolong, tetapi tidak jelas posisinya di mana. Sebab, dini hari itu keadaan sangat mencekam dan gelap gulita, reruntuhan di mana-mana. Tim Basarnas meminta agar fokus, tidak terpengaruh suara-suara tersebut, membuat keadaan semakin merinding dan tegang.

Sekitar pukul 03.20 WIB, posisi titik korban ditemukan masih selamat. Observasi langsung dilakukan dengan mengupayakan korban tetap bernafas dan sesekali diajak berbicara agar tetap sadar. Waktu terasa sangat lambat hingga akhirnya fajar mulai menyingsing di ufuk timur.

Terlihat jelas seluruh lokasi tersebut amblas sedalam lima meter. Sebagian jalanan berubah menjadi bukit, rumah-rumah rata dengan tanah, puluhan kendaraan roda dua dan empat dan perabot rumah posisinya tidak karuan.

Satu masjid ambruk dan hanya menyisakan kubah juga menaranya, bau sisa kebakaran masih terasa, orang-orang juga mulai tampak. Pagi itu, tim kedua Basarnas tiba di lokasi untuk membantu proses evakuasi.

Korban diketahui bernama Nurul Istihara, pelajar berumur 15 tahun. Dia sesekali membuka lalu menutup matanya akibat kelelahan. Sudah dua hari berjuang hidup karena separuh badannya tertanam di dalam tanah berdampingan dengan jasad ibunya, Risni (37) dengan posisi berdiri, meninggal sehari sebelumnya.

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

Let's block ads! (Why?)

from Berita Daerah dan Peristiwa Regional Indonesia Terbaru kalo berita gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2QCLOLZ

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Penyelamatan Dramatis Korban Palu yang Memeluk Jasad Ibu"

Post a Comment

Powered by Blogger.