Paraguay akan memiliki presiden perempuan untuk pertama kali dalam sejarah, setelah presiden petahana Horacio Cartes mengundurkan diri pada Senin, 28 Mei 2018.
Pengunduran diri itu dilakukan Cartes sebagai salah satu syarat formal, mengingat, pria itu telah terpilih menjadi anggota senat Paraguay pada pemilu 2018 lalu.
Wakil Presiden Alicia Pucheta (68) akan mengisi kekosongan kursi Cartes sampai presiden terpilih Mario Abdo Benitez --yang telah memenangi pemilu pada April 2018-- lalu dilantik.
Parlemen Paraguay akan mengonfirmasi pengunduran diri Horacio Cartes dan melantik Alicia Pucheta sebagai presiden sementara (interim) pada hari Rabu, 30 Mei 2018. Demikian seperti dikutip dari Channel News Asia 29 Mei 2018.
Penentang legalisasi aborsi, Pucheta, berasal dari Partai Colorado sayap kanan, yang telah berkuasa di Asuncion selama beberapa dekade.
Senator Desiree Masi dari kelompok oposisi mengatakan, ia tak melihat nominasi Pucheta sebagai kemajuan bagi perempuan di Paraguay.
"Seorang perempuan yang menunjukkan kepatuhan penuhnya kepada mereka yang berkuasa tidak mewakili kita," katanya. "Suatu hari, seorang perempuan akan berkuasa sebagaimana seharusnya, melalui kotak suara (pemilu)."
Tapi Lilian Samaniego, seorang senator dari Partai Colorado, punya pendapat berbeda. Ia menilai bahwa hal tersebut "dapat menjadi contoh dan memotivasi para perempuan Paraguay untuk terus berjuang merengkuh kesetaraan nyata dengan laki-laki".
Paraguay hanya memiliki delapan perempuan di antara total 45 senatornya (majelis tinggi), dan 11 di antara total 80 anggota representative (majelis rendah).
Pengunduran diri Horacio Cartes sudah diperkirakan sejak dia terpilih menjadi anggota senat Paraguay dalam pemilihan April. Para senator baru akan dilantik pada 30 Juni.
from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2PUxazXBagikan Berita Ini
0 Response to "Pertama dalam Sejarah, Ethiophia Dipimpin Presiden Perempuan"
Post a Comment