Search

5 Momentum Amerika Mengaku Salah dan Meminta Maaf pada Dunia

Beberapa hal mengkompromikan nilai-nilai pokok Konstitusi AS, selain itu juga meninggalkan jejak pada masyarakat Amerika sebagai pelopor perbudakan selama 246 tahun terhadap penduduk Afrika-Amerika.

Salah satunya terlihat jelas melalui hukum Jim Crow, aturan yang menandai orang Afrika-Amerika sebagai warga negara kelas dua. Ini adalah hukum negara bagian dan lokal yang diterapkan di AS selatan antara 1876 dan 1965.

Isinya mengatur keadaan separate but equal atau segregasi bagi ras negro. Dalam kenyataannya, fasilitas yang disediakan untuk orang negro selalu lebih jelek daripada fasilitas untuk orang kulit putih --misalnya sekolah negeri, ruang publik, fasilitas dan transportasi umum. Semuanya memiliki bagian terpisah untuk orang negro dan kulit putih.

Secara umum, hukum ini dibatalkan oleh Civil Rights Act of 1964 (UU Hak Sipil tahun 1964) dan Voting Rights Act (UU Hak Pemungutan Suara), namun baru diterapkan pada tahun 1970-an.

Setelah 1945, pergerakan Civil Rights mendapat dukungan luas dan menyerang Jim Crow secara nasional. Mahkamah Agung menyatakan pada 1954 bahwa pemisahan sekolah berdasarkan ras, secara de jure, adalah tidak konstitusional.

Namun pada 1954, secara de facto, hal ini masih berlangsung sampai tahun 1970-an.

Presiden AS kala itu, Lyndon B. Johnson, mendesak Kongres untuk mengesahkan UU Hak Sipil tahun 1964 agar membatalkan hukum Jim Crow, tentang pemisahan rumah makan, hotel, dan teater.

Sementaara itu, UU Hak Pemungutan Suara telah mengakhiri diskriminasi dalam pemilu tingkat serikat, negara bagian dan lokal.

Permintaan maaf resmi pemerintah AS atas perbudakan dan penerapan hukum Jim Crow, dikeluarkan oleh Dewan Perwakilan AS pada tahun 2008. Ini belum pernah terjadi sebelumnya, bahkan setelah beberapa dekade para anggota parlemen mencoba mendorong pemerintah untuk mau mengutarakan maaf mereka.

Dalam memperkenalkan resolusi tersebut, anggota dewan Steve Cohen (D-Tenn), mencatat bahwa pemerintah AS tidak pernah mengakui secara formal dan meminta maaf atas perbudakan tersebut. Permintaan maaf itu, kata Cohen, hanya bersifat simbolis.

Let's block ads! (Why?)

from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2Tb2AUE

Bagikan Berita Ini

0 Response to "5 Momentum Amerika Mengaku Salah dan Meminta Maaf pada Dunia"

Post a Comment

Powered by Blogger.