Search

Ketidakjelasan Pembayaran Jasa Keamanan APEC Picu Rusuh di Papua Nugini

Liputan6.com, Port Moresby - Kerusuhan berlanjut di ibu kota Papua Nugini, Port Moresby, menyusul ketidakjelasan pembayaran jasa keamanan pada penyelenggaraan konferensi tingkat tinggi (KTT) APEC 2018, pekan lalu.

Sebelumnya, pada Selasa 20 November, parlemen Papua Nugini diserang oleh sekelompok polisi dan militer yang mendesak pemerintah segera membayarkan komisi atas tugas ekstra di agenda pertemuan negara-negara Asia Pasifik tersebut.

Dikutip dari The Guardian, Kamis (22/11/2018), warga setempat melaporkan penembakan sporadis di sekitar Port Moresby pada Rabu malam. Di saat bersamaan, polisi dikabarkan memperingatkan masyarakat bahwa mereka tidak akan menanggapi panggilan bantuan yang masuk.

Ratusan anggota Satuan Tugas Keamanan Gabungan menyerbu Gedung Parlemen di distrik Waigani pada Selasa 20 November, memblokir jalan, menghancurkan pintu dan jendela, dan merusak jalan masuk. Beberapa staf parlementer juga diserang, menurut anggota oposisi yang berada di ruang pertemuan terdekat.

Kelompok itu --yang mendapat dukungan dari asosiasi polisi Papua Nugini-- marah karena mereka tidak dibayar untuk pekerjaan menjaga keamanan penyelenggaraan KTT APEC 2018.

Massa dapat dibubarkan setelah bertemu dengan para menteri, tapi kerusuhan terlanjut menyebar ke berbagai penjuru kota Port Moresby. Bahkan dilaporkan terjadi penjarahan dan tembakan di beberapa titik, yang dibalas oleh halauan gas air mata.

Chris Hawkins, kepala eksekutif APEC dan penasihat senior untuk perdana menteri, Peter O’Neill, merilis sebuah pernyataan pada hari Selasa, bahwa kerusuhan tersebut adalah masalah administratif dan pembayaran sudah dimulai.

Hawkins mengatakan kepada para petugas keamanan untuk mengecek rekening mereka pada hari Rabu.

Namun, banyak petugas melaporkan hanya dibayar sepersekian dari yang dijanjikan, sehingga kemudian memicu berlanjutnya aksi protes. Mereka menolak keras pembayaran parsial.

Juru bicara Kepolisian Papua Nugini Dominic Kakas mengatakan kementerian keuangan mengeluarkan hanya setengah dari alokasi dana terkait, namun berkomitmen untuk membayarkan sisanya pekan depan.

Simak video pilihan berikut: 

Seorang turis asal China menemukan pisang raksasa saat dalam perjalanan ke Papua Nugini. Pisang tersebut memiliki panjang 30 cm.

Let's block ads! (Why?)

from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2QbqGQr

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Ketidakjelasan Pembayaran Jasa Keamanan APEC Picu Rusuh di Papua Nugini"

Post a Comment

Powered by Blogger.