:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2407240/original/095122400_1542100138-scott.jpg)
Liputan6.com, Canberra - Perdana Menteri Australia Scott Morrison dibuat kaget oleh laporan yang mengatakan bahwa diam-diam salah satu negara bagiannya mengesampingkan regulator federal, dan menandatangani kerja sama dengan China dalam perwujudan inisiatif Satu Sabuk Satu Jalan (One Belt One Road).
PM Morrison mengatakan pada awal pekan ini bahwa perjanjian tersebut, yang ditandatangani bulan lalu antara pemerintah China dan negara bagian Victoria, merusak kemampuan pemerintah federal untuk melakukan kebijakan luar negeri.
Apalagi hal itu, sebagaimana dikutip dari New York Times pada Selasa (13/11/2018), terjadi di tengah kekhawatiran bahwa Beijing terus mencoba memperluas pengaruh yang tidak semestinya ke Australia.
Menyampaikan di hadapan media, PM Morrison mengaku terkejut dengan kabar tersebut, dan merasa "telah dilangkahi" dalam memutuskan kebijakan internasional.
Gubernur negara bagian Victoria, Daniel Andrews, mengatakan bahwa kesepakatan itu akan membawa bisnis negaranya "satu langkah lebih maju", dengan membuka peluang perdagangan dan investasi pada inisiatif One Belt One Road yang ambisius oleh China.
Beberapa pengamat menilai naif keputusan Andrews karena gagal memahami bagaimana China telah menggunakan inisiatif terkait untuk memperdalam pengaruh globalnya, dengan menjanjikan bantuan pembangunan proyek infrastruktur besar, termasuk di Australia.
Masih belum jelas apa yang akan terjadi di Victoria, tetapi proyek One Belt One Road di negara lain cenderung berskala besar.
Di bawah Presiden Xi Jinping, China telah menjanjikan triliunan dolar selama lima tahun terakhir untuk pembangunan jalan, pembangkit listrik dan pelabuhan di seluruh Asia, Afrika dan Eropa.
Inisiatif One Belt One Road --kebijakan luar negeri utama dari pemerintahan Xi-- menggunakan proyek infrastruktur besar sebagai cara untuk mendapatkan teman dan menyebarkan pengaruh.
Kreditur yang dikendalikan pemerintah China menawarkan sejumlah besar uang melalui pinjaman atau jaminan keuangan untuk membangun bandara, pelabuhan laut, jalan raya, jalur kereta api, dan pembangkit listrik.
Uang tersebut sering kali datang dengan persyaratan bahwa perusahaan-perusahaan China perlu terlibat dalam perencanaan dan konstruksi, dan karyawan dari Negeri Tirai Bambu sering dibawa sebagai tenaga kerja, meminimalkan manfaat ekonomi langsung ke negara penerima proyek.
Simak video pilihan berikut:
Menteri Keuangan Indoneisa Sri Mulyani dan Menteri Keuangan Australia Joshua Frydenberg menandatangani MoU pembaruan kerangka kerja untuk pertukaran kebijakan dan teknis antar dua pemerintah di Gedung Parlemen Australia, Canberra (5/11)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Negara Bagian di Australia Ini Jalin Kerja Sama Rahasia dengan China?"
Post a Comment