Warga Timika lainnya, Adri mengatakan kehadiran maskapai penerbangan milik pemerintah seperti Garuda Indonesia seharusnya juga membawa misi menstabilkan harga tiket penerbangan, bukan malah membuat harga tiket penerbangan semakin sulit dijangkau oleh masyarakat yang berpenghasilan pas-pasan.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Mimika, Yan Selamat Purba mengakui kebutuhan tiket penerbangan untuk liburan Natal dan Tahun Baru ke berbagai rute tujuan selalu meningkat dibanding hari-hari biasa.
"Permintaan tiket sekarang ini sangat tinggi, tapi yang diangkut sedikit. Otomatis harga tiket pasti mahal karena berlaku hukum ekonomi yaitu permintaan dan penawaran. Terus terang, kami di daerah sulit mengatur masalah ini sehingga diharapkan Kementerian Perhubungan bisa mengatur para operator penerbangan," kata Purba.
Dengan hanya mengandalkan dua maskapai penerbangan komersial yaitu Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air, katanya, sudah seharusnya kedua maskapai penerbangan yang singgah di Bandara Mozes Kilangin Timika itu perlu menambah frekuensi penerbangan ke Timika menjelang Natal dan Tahun Baru.
"Yang perlu ditambah sebenarnya yaitu frekuensi penerbangan, bukan penambahan seat (kursi pesawat). Kalau penambahan seat paling hanya beberapa saja misalnya dari kapasitas 160 orang menjadi 181 orang, itu tidak terasa efeknya. Berapa pun kapasitas kursi yang tersedia, pasti diborong habis oleh konsumen," jelasnya.
Sejauh ini belum ada konfirmasi dari pihak Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air terkait mahalnya harga tiket penerbangan keluar dari Timika menjelang liburan Natal dan Tahun Baru.
Simak video pilihan berikut ini:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Warga Mengeluh Harga Tiket Pesawat Timika-Jakarta Lebih Mahal dari Jakarta-Jeddah"
Post a Comment