Search

Lewat Referendum, Wilayah Otonomi Bangsa Moro Berdiri di Filipina

Liputan6.com, Mindanao - Lewat sebuah referendum, kelompok etnis minoritas Bangsa Moro di Mindanao, Filipina selatan, memilih setuju untuk berotonomi.

Pemungutan suara referendum digelar pada Senin 21 Januari 2019 dan berakhir sore hari yang sama. Sedangkan penghitungan suara referendum rampung pada Jumat 25 Januari 2019.

Komisi Pemilihan Filipina secara resmi mengumumkan hasil referendum itu kemarin, Sabtu 26 Januari 2019, yang menyatakan sebanyak 85 persen pemilih menjawab 'Ya' untuk pembentukan wilayah otonomi, demikian seperti dikutip dari The Jerusalem Post (27/1/2019).

Dengan begitu, Wilayah Otonomi Bangsamoro di Muslim Mindanao (BARMM) praktis akan menggantikan Wilayah Otonomi di Muslim Mindanao (ARMM) yang ada sebelumnya.

Wilayah itu meliputi kawasan Provinsi Basilan, Lanao del Sur, Maguindanao, Sulu, dan Tawi-tawi serta Kota Marawi dan Lamitan. Berdasarkan undang-undang yang diratifikasi, wilayah itu akan diperluas ke Cotabato City serta Provinsi Lanao del Norte dan Cotabato.

Komisi Pemilihan Filipina juga mengumumkan ratifikasi Undang-Undang Bangsamoro Organic Law yang ditandatangani Presiden Rodrigo Duterte pada Juli 2018 untuk mengakhiri konflik.

"Kami sangat bersyukur dan bersemangat atas penerimaan serta dukungan dari warga untuk Undang-undang Kesetaraan Bangsa Moro ini," kata Murad Ibrahim, komandan Barisan Pembebasan Islam Moro (MILF) kepada Kyodo News, Sabtu kemarin.

"Kami berharap hasil ini bisa menjadi instrumen untuk meraih kesuksesan dalam tahap perjuangan berikutnya, yaitu pengelolaan pemerintahan Bangsa Moro," tambahnya.

Latar Belakang Referendum

Pemungutan suara pada 21 Januari 2019 lalu merupakan tindak lanjut ketika pemerintah Filipina menyetujui Undang-Undang Bangsamoro Organic Law (BOL) pada Juli 2018, yang salah satu isinya mengatur tentang referendum pembentukan wilayah otonomi Bangsa Moro.

Referendum adalah solusi politik untuk meredam pertempuran berdarah selama puluhan tahun antara kelompok separatis Barisan Pembebasan Islam Moro atau 'Moro Islamic Liberation Front (MILF)' dengan tentara nasional Filipina.

Lebih dari 120.000 orang --dari kedua belah pihak-- tewas dalam pertempuran penuh kekerasan yang berlangsung selama beberapa dekade.

Sepanjang operasinya, pemerintah Filipina gagal mewujudkan perdamaian di wilayah tersebut. Namun, usai beberapa tahun berlalu, MILF akhirnya mengatakan akan menghentikan gerakan separatisme jika pemerintah pusat menghendaki pembentukan wilayah otonomi khusus Bangsa Moro di Mindanao.

Pihak MILF mengatakan, itu adalah cara terbaik untuk membantu mereka mengendalikan dan meredam kelompok-kelompok separatis yang lebih kecil atau sempalan yang lebih radikal --beberapa diduga memiliki afiliasi dengan ISIS-- yang telah muncul di kawasan Asia Tenggara dalam beberapa tahun terakhir.

Simak video pilihan berikut:

Let's block ads! (Why?)

from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita gak lengkap buka link di samping http://bit.ly/2G2ifl5

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Lewat Referendum, Wilayah Otonomi Bangsa Moro Berdiri di Filipina"

Post a Comment

Powered by Blogger.