Liputan6.com, Gorontalo - Setelah menempuh perjalanan sekitar 5 jam, sepeda motor yang dikendarai awak Liputan6.com terhenti di depan jembatan sepanjang 100 meter. Udara pagi yang segar menyambut kami saat tiba. Pada sisi kanan dan kiri jembatan itu terhampar tumbuhan mangrove. Di ujung jembatan ada sebuah dermaga.
Di dermaga itu berjejer rapi perahu milik warga yang akan mengantar wisatawan menyeberang ke Desa Torosiaje. Tarifnya hanya Rp 2 ribu sekali jalan yang ditempuh selama 15 menit.
Setelah keluar dari kawasan hutan mangrove, dari kejauhan deretan rumah warga Suku Bajo tampak berdiri kokoh di atas air.
Desa Torosiaje merupakan salah satu desa yang masuk dalam Torosiaje Serumpun yang dihuni Suku Bajo. Desa ini terletak di Kecamatan Popayato, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo. Deretan rumah adat beridiri di atas air jadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk datang dan melihat langsung kehidupan dari suku Bajo.
"Penasaran melihat perkampungan di atas air ini, apalagi aktivitas mereka sehari-hari," kata Franko Dengo, salah satu warga kota Gorontalo yang baru pertama kali berlibur ke desa itu.
Bagi Franko yang menarik adalah ekowisata berupa hutan mangrove yang ada dipemukiman tersebut. Ia pun meluangkan waktu berkeliling untuk menyusuri hamparan hutan mangrove dengan menggunakan perahu.
from Berita Daerah dan Peristiwa Regional Indonesia Terbaru kalo berita gak lengkap buka link disamping http://bit.ly/2LVEDxoBagikan Berita Ini
0 Response to "Menyusuri Indahnya Pagi Desa Wisata Torosiaje"
Post a Comment