Search

21-3-1943: Bomber Bunuh Diri yang Nyaris Meledakkan Hitler

Liputan6.com, Berlin - Sebuah konspirasi disusun untuk menghabisi bos Nazi Adolf Hitler. Melibatkan bahan peledak dan seorang perwira militer berlatar belakang bangsawan yang rela menjadi pembom bunuh diri demi menghabisi nyawa sang fuhrer.

Tanggal 21 Maret 1943 dipilih jadi momentum. Dan ini yang mereka rencanakan:

"Sieg Heil!," salam penghormatan ala Nazi diucapkan lantang Baron Rudolf-Christoph von Gersdorff di depan Adolf Hitler. Lengan kanannya terangkat, sementara tangan kiri berada di dalam saku jas.

Tangannya yang tak terlihat itu diam-diam menyalakan sekering zat kimia yang terhubung dengan campuran bahan eksplosif.

Gersdorff lalu mengeluarkan tangannya, memberi isyarat agar sang fuhrer masuk ke ruang pameran di museum militer Zeughaus di Berlin. Saat ia memandu pemimpin Reich Ketiga itu ke pameran peralatan militer yang dirampas dari Uni Soviet, zat asam di sekering bom mulai memenuhi gumpalan kapas yang kemudian memutus sekering. Bom pun meledak menghabisi siapapun yang berada di dalam jangkauannya.

Butuh waktu 15 sampai 20 menit untuk hingga bom meledak dan menamatkan nyawa Hitler. Sementara, tur di museum dijadwalkan berlangsung 30 menit. Waktunya pas!

Gersdorff, yang berlatar belakang staf intelijen, menyiapkan bahan peledak untuk menghabisi nyawa Hitler. Ia bekerja sama dengan Kolonel Henning von Tresckow, salah satu perwira yang diberi tugas menyusun strategi invasi ke Uni Soviet.

Namun, plot tersebut tak pernah terwujud. Gagal total. Penyebabnya, kala itu Hitler sedang buru-buru. Bos Nazi lolos dari percobaan pembunuhan. Untuk kesekian kalinya.

Dalam memoarnya, Soldier in the Downfall, Gersdorff mengaku baru mendapatkan informasi soal plot itu kurang dari sepekan dari waktu yang direncanakan.

Tresckow bertanya, apakah ia bersedia untuk mengenyahkan Hitler di tengah acara Fuhrer’s Memorial Day atau peringatan pengangkatan kanselir Jerman. Gersdorff juga ditanya kesediaannya untuk mati demi mewujudkan rencana itu.

Gersdorff, seorang duda, di mana putrinya satu-satunya berada dalam perawatan sang kakak, tak membutuhkan waktu lama untuk menjawab.

"Saat itu kami begitu terfokus pada misi," tulis dia seperti dikutip dari situs www.ozy.com, Rabu (20/3/2019). "Aku tak membutuhkan banyak waktu untuk menjawab 'ya', atas sebuah pertanyaan paling penting yang pernah ditanyakan siapa pun kepadaku."

Apa alasannya rela mati demi menghabisi Hitler?

Gersdorff mengklaim, ia menyembunyikan sentimen anti-Nazi sejak akhir 1930-an. Kesan pertamanya Hitler adalah, "seorang proletar menjijikkan yang (lompat) kelas" dan mungkin, "secara mentalitas, abnormal".

Pada 1941, ketika perang yang dikobarkan Hitler meluas ke timur, Gersdorff mengaku menerima perintah jahat dan mengerikan, yang memungkinkan tentara Nazi mengeksekusi bahkan membantai warga Rusia tanpa dituntut.

Namun, yang paling mengerikan menurut Gersdorff adalah pembantaian di ghetto Yahudi di Borisov, Belarus, di mana pasukan SS membantai 15.000 pria, wanita, dan anak-anak pada 1942.

Sebuah buletin yang diterbitkan Jewish Telegraphic Agency mengungkapkan bahwa para korban dewasa menjadi sasaran tembakan senapan mesin, sementara anak-anak dikubur hidup-hidup. Saksi mata melaporkan melihat kuburan yang 'bernapas' selama dua jam setelah pembantaian.

Peristiwa berdarah di Borisov membuat Gersdorff dan para konspirator lain merasa, Hitler harus dihabisi untuk menghentikan tindakan kejam semacam itu. 

Let's block ads! (Why?)

from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2ujl9L7

Bagikan Berita Ini

0 Response to "21-3-1943: Bomber Bunuh Diri yang Nyaris Meledakkan Hitler"

Post a Comment

Powered by Blogger.