:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2764648/original/061297000_1553851974-IMG_20190329_100611.jpg)
Cak Nun juga menjawab tudingan banyak orang selama ini yang menganggap dirinya golput saat pilpres. Ia mengungkapkan selalu datang ke tempat pemungutan suara (TPS). Pertimbangan utamanya, rukun dengan tetangga.
"Kasihan tetangga sudah menyiapkan TPS, perkara saya di dalam TPS itu ngapain, itu hanya Tuhan dan malaikat yang tahu," ujar Cak Nun.
Ia menganalogikan memilih presiden seperti memilih istri, tidak perlu dipamerkan, dipertengkarkan, apalagi diperdebatkan. Cak Nun berpendapat perlunya sebuah rahasia.
"Dalam hidup harus ada yang dirahasiakan dan harus ada yang transparan," tuturnya.
Menurutnya, saat ini tidak ada nasionalisme, sebab kelompok-kelompok di masyarakat memperjuangkan kepentingan masing-masing. Demikian pula pilpres tidak mengandung nasionalisme, sekalipun memiliki narasi nasionalisme.
Ia mengungkapkan elit saat ini khawatir dengan potensi bentrok pasca pilpres.
"Saya merasa tidak akan separah itu, tetapi bukan karena saya melihat tetapi saya berdoa agar tidak separah itu," ucapnya.
Cak Nun menyebutkan bentrok yang merusak persatuan disebabkan oleh tiga hal, yakni ada yang mencuri, menghina, dan membunuh.
"Mencuri bisa mencuri hak, otoritas menghina bukan hanya pembunuhan karakter, orang tidak diakui keberadaannya juga menghina," ujarnya.
from Berita Daerah dan Peristiwa Regional Indonesia Terbaru kalo berita gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2FJj6GQBagikan Berita Ini
0 Response to "Emha Ainun Nadjib : Rakyat Tak Cukup Bekal untuk Menilai Semua Capres"
Post a Comment