Tim BPCB Jawa Timur sendiri bakal fokus pada ekskavasi Situs Sekaran. Agar segera bisa dianalisis bentuknya dan periode pembangunannya. Selain sebagai bahan rekomendasi pada otoritas proyek Jalan Tol Malang-Pandaan.
Wicaksono D Nugroho, arkeolog BPCB Jawa Timur, mengatakan ekskavasi temuan struktur bata itu mengejar ke arah barat daya untuk segera menentukan bentuk dan luas bangunannya. Dibuat petak merunut pada prediksi pola bangunan.
"Kami berusaha mengejar bentangan struktur itu untuk melihat seberapa luas indikasi peninggalan purbakala ini," ujar Wicaksono.
Selain itu, tim juga mendata seluruh temuan lepas artefak berupa koin kuno, perhiasan, gerabah dan lainnya yang didapatkan warga di lokasi berbeda. Temuan lepas serta struktur bata bakal dikompilasi dan dianalisis secara menyeluruh.
"Dianalisis untuk menjawab periodesasi pembangunannya. Dugaan awal ini peninggalan pra-Majapahit," katanya.
BPCB Jawa Timur juga sudah berkoordinasi dengan PT Jasa Marga Malang-Pandaan. Meminta pengerjaan proyek dihentikan sementara selama belum ada hasil ekskavasi. Selain itu, bila memungkinkan meminta bantuan penggunaan alat berat untuk menggali sisi berbeda.
"Tapi masih wacana menggunakan alat berat itu. Karena proses ekskavasi butuh kehati-hatian," tutur Wicaksono.
PT Jasa Marga Tol Malang-Pandaan sudah menghentikan sementara proyek di kilometer 37 di Desa Sekarpuro, Kabupaten Malang, lokasi temuan Situs Sekaran. Otoritas tersebut juga siap jika harus menggeser ruas tol itu ke sisi timur.
"Alternatif menggeser itu ada, tapi kami masih menunggu hasil kajian tim BPCB," kata Manager Teknik PT Jasa Marga Pandaan-Malang, M Jajuli di lokasi penggalian situs.
Jika harus menggeser ke sisi timur yang terdapat Sungai Amprong, maka juga disiapkan kontruksi penahan. Lantaran tidak mungkin menggeser ke lokasi yang lebih jauh lagi. Meski demikian, semua keputusan tetap menunggu hasil kajian.
Simak video pilihan berikut:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Teka-teki Situs Pra-Majapahit di Proyek Tol Malang-Pandaan"
Post a Comment