Search

Wali Kota Gay Ini Resmi Mencalonkan Diri Sebagai Presiden AS 2020

Sebelumnya, dalam sebuah wawancara khusus, Buttigieg pernah ditanya tentang "apa yang akan dia lakukan jika dia berhasil mengalahkan Donald Trump dalam kampanyenya, di mana homofobia menjadi faktor utamanya."

"Aku sudah terbiasa dengan itu sekarang," ungkap Wali Kota Pete. "Aku lahir di Indiana, aku gay seperti ... aku tidak tahu, memikirkan sesuatu yang benar-benar gay, sebegitu gay-nya aku. Jadi aku terbiasa dengan intimidasi."

"Jadi ketika Trump melakukan sesuatu, tidak hanya menargetkan komunitas LGBT tetapi semua hal tentang imigran, menurunkan upah pekerja, menilai orang dari warna kulit, siapa pun yang diserangnya pada saat itu. Anda harus menghadapinya, tetapi Anda tidak bisa membiarkannya menjadi akhir cerita," menurut Buttigieg.

Sejak membentuk komite eksplorasi, Buttigieg telah menerbitkan memoar yang diterima dengan baik oleh rakyatnya. Ia pun melakukan tur keliling studio-studio televisi untuk berkampanya dan hadir di acara penggalangan dana.

Buttigieg baru-baru ini menyebut, ia telah mengumpulkan dana lebih dari US$ 7 juta dalam tiga bulan pertama tahun 2019 untuk kampanye kepresidenannya.

Buttigieg pertama kali terpilih memegang jabatan top di South Bend pada November 2011. South Bend adalah sebuah kota pascaindustri di Indiana yang terkenal sebagai rumah bagi Notre Dame University.

Dia memenangkan pemilihan ulang pada 2015 dan mengetuai Democratic National Committee pada 2017.

Dengan pengalaman politik yang relatif minim, "Wali Kota Pete" --sebagaimana para pendukungnya memanggilnya-- sangat bergantung pada latar belakang yang dimilikinya agar bisa mencalonkan diri sebagai presiden.

Ia sendiri dibesarkan di South Bend, putra dari seorang profesor di Notre Dame University. Ayahnya, yang meninggal pada Januari lalu, beremigrasi dari Malta pada 1970-an.

Buttigieg punya riwayat pendidikan di sekolah-sekolah elite, lulusan Harvard dan Oxford dengan gelar Rhodes Scholar, di mana ia mendapatkan predikat cumlaude.

Setelah habis masa studi, ia bekerja di perusahaan konsultan manajemen internasional "McKinsey and Co" di Chicago dengan gaji enam digit, sebelum akhirnya kembali ke kota asalnya untuk menggeluti dunia politik.

Pada 2009, ia menerima komisi sebagai perwira intelijen di US Naval Reserve dan lima tahun kemudian--dua tahun setelah terpilih sebagai Wali Kota South Bend--Buttigieg dikerahkan ke Afghanistan selama tujuh bulan.

Uniknya, ia juga menguasai bahasa ala orang-orang Midwestern. Biodata diri tentang Buttigieg sudah cukup untuk membuat kolumnis New York Times, Frank Bruni, sempat berpendapat pada Juni 2016 bahwa wali kota muda ini tampaknya sengaja disimpan terlebih dahulu oleh Demokrat untuk nantinya "dikeluarkan" pada momen yang tepat.

"Dia selalu bisa mengatakan hal yang benar, dengan nada yang tepat," tulis Bruni.

Let's block ads! (Why?)

from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita gak lengkap buka link di samping http://bit.ly/2KDKxWQ

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Wali Kota Gay Ini Resmi Mencalonkan Diri Sebagai Presiden AS 2020"

Post a Comment

Powered by Blogger.