Search

Wali Kota Muda Gay Ini Digadang-gadang Jadi Presiden AS 2020?

Lalu ada satu faktor yang membedakan Buttigieg dari politikus Demokrat lainnya --dan dari kandidat presiden dalam sejarah AS. Pada 2015, tak lama di tengah kampanye pemilihan ulang wali kota, Buttigieg mengumumkan di sebuah kolom surat kabar lokal bahwa ia gay.

"Menempatkan sesuatu yang pribadi seperti ini, di halaman koran, tidaklah mudah," tulisnya di South Bend Tribune. "Tapi jelas bagiku bahwa sekarang, bersikap lebih terbuka bisa bermanfaat."

"Menjadi gay tidak mempengaruhi kinerja saya dalam berbisnis, di militer, atau dalam peran saya sebagai wali kota," lanjutnya.

Dalam kampanyenya, Buttigieg tidak berkoar-koar tentang seksualitasnya dan jarang berbicara soal sifat dasar pencalonannya, meski pendukungnya kemungkinan sudah tahu jati diri 'idola' mereka.

"Saya tetap mengaguminya meski dia gay dan mengakuinya secara terbuka," kata Celia Botto dari Manchester, yang datang ke acara Buttigieg bersama suaminya, Brandon. "Yang aku yakini adalah butuh waktu lama bagi seorang pria gay terbuka untuk mencalonkan diri sebagai presiden."

Kebijakan Aneh

Buttigieg mempunyai reputasi sebagai seorang intelektual. Ia dikabarkan mampu berbicara dalam tujuh bahasa dan menyukai "Ulysses" karangan James Joyce sebagai buku favoritnya. Sebagai seorang calon presiden, ia berencana untuk mencampurkan atau mereformasi pemerintah federal dengan legislatif.

Ia ingin meniadakan seleksi di perguruan tinggi, mengusulkan untuk memperbanyak jumlah hakim di Mahkamah Agung AS, dan memberikan status kenegaraan kepada Washington, D.C. dan Puerto Rico --sebuah langkah yang dipastikan akan memperkuat perwakilan Demokrat di Senat AS.

Dia menganjurkan layanan kesehatan universal, tetapi yang sejalan dengan kebijakan Demokrat yang lebih moderat --alih-alih membatalkan sistem asuransi kesehatan swasta saat ini.

Di samping itu, gagasan sekolah gratis di tingkat universitas negeri akan menggunakan uang pajak dari kelas pekerja (working class) secara regresif.

Namun, pidato Buttigieg lebih menitik beratkan pada visi ketimbang rincian kebijakan yang bakal ia canangkan.

"Kami, sebagai Demokrat, adalah orang-orang penentu kebijakan. Terkadang lupa membahas nilai-nilai yang memotivasi kebijakan kami," kata Buttigieg di Manchester.

Dia menambahkan, kaum konservatif berbicara tentang nilai kebebasan dalam konteks negatif, antara lain kebebasan dari peraturan pemerintah, perpajakan dan kontrol.

Demokrat, ucapnya, harus mengadvokasi "berbagai macam kebebasan", seperti kebebasan untuk memiliki asuransi kesehatan yang berkualitas, atau perwakilan serikat pekerja, atau pilihan reproduksi (hak aborsi), yang semuanya dijamin oleh pemerintah.

Ini mengingatkan rakyat AS akan empat kebebasan Franklin Roosevelt: kebebasan berbicara, kebebasan beragama, kebebasan dari keinginan dan kebebasan dari ketakutan.

Let's block ads! (Why?)

from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita gak lengkap buka link di samping http://bit.ly/2X1P46Z

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Wali Kota Muda Gay Ini Digadang-gadang Jadi Presiden AS 2020?"

Post a Comment

Powered by Blogger.