Liputan6.com, Pasuruan - Keterbatasan bukan alasan untuk tidak bisa berkarya. Hal itu berlaku bagi Atok Illah (33), seorang narapidana kasus korupsi di Rumah Tahanan (Rutan) Klas IIB Bangil.
Sempitnya hidup di rutan sering membuatnya tersiksa. Apalagi, tatkala ia butuh uang untuk membeli sesuatu keperluan. Ia lalu terpaksa meminta uang kepada keluarganya tatkala dibesuk.
Menjalani kehidupan demikian, Atok terus merenung. Ia tak ingin terus-terusan menjadi beban keluarga.
Keinginan napi koruptor asal Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan itu terwujud. Kesempatan datang lewat kegiatan pelatihan pembuatan tempe yang digelar oleh pihak Rutan Bangil.
"Saya belajar keras, untuk membuat tempe yang sesuai. Memang tak mudah, tapi terus belajar. Saya berpikiran kalau kegiatan ini sangat perlu," tutur Atok, Jumat, 7 September 2018.
Kegagalan menakar komposisi ragi tempe kerap kali dihadapi oleh lelaki yang saat ini tengah mengajukan kasasi atas kasus yang menjeratnya. Prinsip tak kenal menyerah disertai ketelatenan pun akirnya berbuah hasil. Tempe buatannya layak dijual.
Saat ini, ratusan bungkus tempe pun sukses dibuatnya per hari bersama kelompoknya sesama warga binaan. Atok Illah bersama keempat kawannya, tak pernah kesulitan bahan baku, sebab stok dijamin oleh pihak Rutan.
"Dengan hasil produksi tempe mencapai 250 bungkus sampai 300 bungkus tempe dalam sehari, kami menghabiskan 25 kg kedelai," ucapnya.
Setiap potong tempe dijual bervariasi tergantung ukuran. Kisarannya Rp 1.250 sampai Rp 5.000 per potong.
from Berita Daerah dan Peristiwa Regional Indonesia Terbaru kalo berita gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2MZ3jsJBagikan Berita Ini
0 Response to "Tempe Selamatkan Hidup Keluarga Napi Koruptor dari Balik Penjara"
Post a Comment