Kinanthi berarti tuntunan yang menggambarkan masa pembentukan jatidiri dan meniti jalan menuju cita-cita. Ini lah fase ketika remaja beranjak dewasa.
“Asmarandhana berarti cinta yang menggambarkan masa manusia dirundung asmara,” Sidin menerangkan.
Dari Asmaradana, lantas gending berlanjut pada Gambuh, yang berarti cocok dan menggambarkan komitmen manusia yang sudah siap berumah tangga.
Kemudian, Dhandanggula berarti kesenangan yang menggambarkan keberhasilan membina rumah tangga dan cita-cita yang tercapai.
Durma berarti sedekah yang menggambarkan wujud rasa syukur kepada Allah atas anugerahnya. Pangkur berarti menjauhi atau menyingkirkan nafsu angkara yang menggerogoti jiwanya.
Megatruh atau dalam bahasa jawa "megat ruh" berarti keluarnya ruh yang menggambarkan terlepasnya roh atau kematian manusia. Karena itu, watak lagu ini nglara atau sedih.
Pocung atau dalam bahasa Jawa "pocong" menggambarkan kematian manusia sebelum disalatkan, dan siap dikuburkan. Ini lah fase akhir hidup manusia, ketika ia berpisah dari ingar bingar kehidupan dunia.
"Personil gending lengkap sekitar 17 orang. Alat yang digunakan terdiri dari Kendang, Demung, Saron, Peking, Bonang Barung, Bonang penerus, Gambang, Gender, Slentem, Ketuk, dan Gong,” Sidin menerangkan.
from Berita Daerah dan Peristiwa Regional Indonesia Terbaru kalo berita gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2x1IOAFBagikan Berita Ini
0 Response to "Gending Jawa Mengalun Syahdu di Keheningan Malam 1 Sura Desa Pagak"
Post a Comment