:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2407533/original/049482300_1542111085-IMG_20181113_112319.jpg)
Liputan6.com, Garut - Alunan shalawat yang diiringi musik tradisional rebana menyambut kedatangan orang nomor satu di lingkungan Komando Militer (Kodam) III Siliwang, Jawa Barat di Desa Pancasura, Kecamatan Singajaya, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Pertunjukan yang digawangi emak-emak ini seakan menegaskan kedekatan TNI dan Rakyat.
Acara penutupan program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-103 di Garut itu, berlangsung ceria. Ribuan warga, dengan ratusan di antaranya merupakan siswa pelajar, nampak berjejer di sepanjang jalan, menyambut sang tamu utama datang, Pangdam III Siliwangi Mayor Jenderal Besar Harto Karyawan.
Meskipun terhitung singkat selama 40 hari kerja, namun bagi warga pelosok di desa perbatasan antara Kabupaten Garut dan Tasikmalaya itu, kebersamaan TNI dan rakyat dalam program TMMD tersebut, seakan berkah tersendiri bagi mereka. Salah satu berkahnya adalah terbukanya akses perkampungan itu, sebagai lumbung hasil bumi yang melimpah ke masyarakat luar.
"Bagi kami TNI sudah seperti keluarga sendiri, meskipun singkat, namun banyak sekali manfaat kehadirannya," ujar Ai Pipin, (35), salah satu warga Desa Pancasura, di sela-sela acara penutupan program TMMD ke 103 di Desa Pancasura, Selasa (13/11/2018).
Pengurus Yayasan Al-Muawanah Pancasura itu mengatakan, sikap disiplin dan tepat waktu yang diajarkan para anggota TNI yang diterjunkan dalam program TMMD, telah banyak mengilhami warga untuk melakukan hal serupa dalam kegiatan sehari-harinya.
"Memang disiplin itu penting, dan para bapak TNI mengajarkannya tepat waktu," kata dia.
Selain pelajaran kedisiplinan, hal lain yang diberikan anggota yakni informasi tambahan yang diberikan melalui penyuluhan, mulai bahaya narkoba, pentingnya bela negara, wirausaha bagi keluarga, hingga soal pentingnya kesehatan bagi kaum hawa di pedesaan.
"Sekarang mereka harus kembali meninggalkan kami, jelas warga merasa kehilangan," ujar dia dengan sedih.
Kondisi serupa diungkapkan Kokom, (44), warga Kampung Sangiang, Pancasura. Meskipun masa kerja para prajurit TNI terbilang singkat, namun pola pendekatan dan kemanunggalan TNI dalam berbagai hal, memberikan kesan tersendiri bagi warga.
"Saya sudah anggap seperti saudara baru, jelas kami merasa kehilangan, apalagi mereka sudah akrap dengan para warga di sini," ujar dia dengan mata berkaca-kaca menahan pilu.
Kesedihan mereka memang wajar, program nasional TMMD yang sudah berlangsung lebih dari empat dekade ini, memberikan contoh bagaimana kedekatan dan kekeluargaan TNI dengan masyarakat. 'Bak belahan jiwa baru' bagi warga, kehadiran TNI pun seakan roh baru baru bagi semangat masyarakat Pancasura yang terkenal ramah.
"Yang jelas kami sebagai warga sangat berterima kasih, hanya Alloh yang tahu apa balasan buat mereka (prajurit TNI)," pinta dia berharap.
Serma Sumartono, salah satu komandan regu tim TMMD di desa Pancasura mengaku terharu dengan perlakuan dan penerimaan istimewa, yang diberikan warga selama kegiatan berlangsung.
"Mereka adalah amanat buat kami, jadi kami perlakukan mereka selayaknya keluarga kami," ujar dia, dengan mata yang terlihat sembab menunjukan kesedihan.
Penerimaan warga yang begitu istimewa, mulai penyediakaan bahan material pembangunan infrastruktur, kerja bakti pembangunan, hingga konsumsi yang mereka berikan, semakin meneguhkan kedekatan TNI dan rakyat. "Amanat saya, tolong jaga dan pergunakan fasilitas yang kami bangun dengan baik," kata dia.
Tak lupa, di sela-sela perpisahannya, ia pun meminta kepada masyarakat terutama generasi muda, agar lebih bersemangat dalam berkarya dan tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa di desa. "Cintailah tanah airmu seperti kamu mencintai ragamu," ujar dia.
from Berita Daerah dan Peristiwa Regional Indonesia Terbaru kalo berita gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2T5OhAGBagikan Berita Ini
0 Response to "Amanat Berharga Tentara di Desa Pancasura"
Post a Comment