Sementara itu, banjir yang menggenangi rumah penduduk di wilayah RW 07, Kelurahan Cibadak, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, surut dalam waktu kurang dari dua jam.
Berdasarkan pantauan, banjir yang melanda kawasan Pagarsih, di RT 01 dan 02 sudah mulai surut. Air sudah tak lagi tinggi seperti saat pertama kali terjadi banjir siang tadi yang mencapai hingga 1,5 meter.
Saat ini, aktivitas warga di perumahan yang letaknya sejalur dengan Sungai Citepus yang tak lagi terendam air tengah sibuk mengurusi lumpur dan sampah bekas terjangan banjir kiriman dari kawasan utara Bandung.
Menurut warga RT 02, Cipta (59), banjir telah menggenangi rumahnya sekitar 150 centimeter.
"Saat kejadian semua naik ke lantai dua. Warga yang lainnya juga tetap bertahan saat banjir datang," kata dia.
Cipta yang sudah tinggal di kawasan padat pemukiman sejak 1980-an itu mengaku banjir kali ini tidak seperti biasanya. Sebelum tol air Pagarsih dibangun 2017, banjir biasanya kerap datang dengan ketinggian maksimal sekitar 50 centimeter.
"Enggak tahu kenapa setelah tol air dibangun banjirnya jadi lebih tinggi ke sini. Dulunya benjir hanya di Jalan Pagarsih," ujarnya.
Ketua RW 07, Sutarsa menyatakan hal serupa. "Ini banjir yang paling parah sejak ada tol air di Pagarsih,” katanya.
Menurut dia, banjir kali ini berdampak pada 118 kepala keluarga. Kondisi terparah berada di lingkungan RT 02, karena merupakan titik terendah di kawasan tersebut.
"Saat kejadian hampir semuanya bertahan di rumah," ujarnya menambahkan.
Simak juga video pilihan berikut ini:
from Berita Daerah dan Peristiwa Regional Indonesia Terbaru kalo berita gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2DMY09LBagikan Berita Ini
0 Response to "Ternyata Ini Penyebab Banjir di Kawasan Pagarsih Bandung"
Post a Comment