Search

Barapen, Ritual Perdamaian dan Seruan Bersaudara di Papua

Usai melewati prosesi itu semua. Babi yang tadi dipanah dan telah mati, langsung bisa dipotong dan dibakar dengan cara barapen, bersama dengan umbi-umbian dan sayur mayur, serta hasil kebun lainnya yang akan disantap bersama, antara kedua kubu yang bertikai.

Memasak dengan cara barapen dilakukan dengan batu yang sebelumnya telah dipanaskan terlebih dahulu dengan kayu dan api. Memasak dengan barapen dilakukan dengan waktu 1-2 jam, tergantung panasnya batu dan ketebalan menu makanan yang dimasak.

Kata Alex, biasanya batu-batu panas disiapkan oleh kaum laki-laki, sementara menu makanan disiapkan oleh kaum perempuan.

"Sambil menunggu makanan barapen siap santap, biasanya dilakukan pesan-pesan kesepakatan antara kedua kubu, untuk tidak lagi saling serang atau kesepakatan pembayaran adat yang telah disepakati sebelumnya," jelasnya.

Menyantap menu barapen juga ada aturannya. Masyarakat yang menghadiri acara perdamaian biasanya dikumpulkan dalam sebuah lapangan dan duduk berkelompok.

Setiap kelompok, terdiri dari 10-20 orang dan duduk melingkar, untuk memudahkan pembagian makanan yang telah dimasak dengan cara barapen.

Per kelompok warga, berisi kaum lelaki dewasa berkumpul dengan lelaki lainnya, begitu juga dengan perempuan dan anak-anak akan membentuk kelompoknya sendiri, sesuai tingkatan umur.

"Makanan yang siap santap diletakkan ditengah-tengah warg yang telah duduk berkelompok. Makanan yang sudah matang dialasi daun pisang dan diletakkan ditengah kelompok yang duduk melingkar," jelas Alex.

Per kelompok biasanya mendapatkan menu lengkap dan sama, berupa sayuran, umbi-umbian sebagai pengganti nasi dan lauk berupa daging babi yang keseluruhannya dimasak barapen.

Makan bersama dipercaya masyarakat di Papua dapat mengangkat solidaritas dan kebersamaan warga yang sebelumnya bertikai. Makan bersama juga sebagai bentuk rasa syukur pertikaian sudah usai.

"Warga yang terlibat akan merasa lebih dekat dengan proses masak dan makan bersama. Seusai makan bersama, semua perselisihan diaggap telah selesai," ujarnya.

Saat ini, barapen tak hanya untuk penyelesaian konflik, namun dapat dilakukan saat ucapan syukur perayaan kelahiran atau syukur atas sebuah keberhasilan, temasuk untuk menyambut tamu besar yang sedang berkunjung ke Papua, misalnya pejabat negara, gubernur atau lainnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

http://bit.ly/2vo9E5Q

Let's block ads! (Why?)

from Berita Daerah dan Peristiwa Regional Indonesia Terbaru kalo berita gak lengkap buka link disamping http://bit.ly/2Pvrgpi

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Barapen, Ritual Perdamaian dan Seruan Bersaudara di Papua"

Post a Comment

Powered by Blogger.