"Yang jelas, dari Paskah bisa dimaknai bahwa hidup adalah anugerah. Syukur adalah ekspresi atas limpahan anugerah itu. Biasanya para pemenang kehidupan adalah manusia yang selalu bersyukur atas segala hal, sehingga anugerahnya bertambah menjadi kebahagiaan," katanya.
Namun, jika menyimak keteladanan Yesus, bisa dimaknai bahwa hidup adalah panggilan. Semua profesi, status sosial harus dimaknai sebagai sebuah jalan menuju kekudusan. Itulah yang akan membuat manusia lebih bermakna, dan membedakan dengan penghuni semesta lainnya.
"Yang terakhir, hidup dimaknai sebagai perutusan. Ini berarti semua manusia diminta terlibat dalam membangun peradaban masyarakatnya, dimanapun ia berada," kata Romo Widyo.
Artinya, sesederhana apapun manusia itu akan menyumbangkan apapun agar membawa kebaikan. Manusia akan menjelma menjadi tanda kasih Tuhan.
"Maka, tak akan ada kebencian, pemujaan berlebihan. Umat katholik meskipun tidak banyak, diharapkan mampu meneladani pengorbanan Yesus. Ikhlas diangkat sebagai raja saat Minggu Palma, hingga dipermalukan, dihina, disiksa pada saat Jumat Agung yang berpuncak pada kematian," kata Romo Widyo.
Sudahkah pemilu tahun ini memberi makna kehidupan sesuai spirit Paskah?
Simak video pilihan berikut:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Jumat Agung di Kutoarjo, Dimaknai Relasi Pemimpin dan Kekuasaan"
Post a Comment