Search

Kartini, Maria Walanda Maramis, dan Perjuangan Kaum Perempuan

Berbeda dengan sosok Kartini yang diperingati khusus, Maria Walanda Maramis seorang pahlawan nasional dengan karya-karyanya yang besar, namun seolah hilang dari lembaran sejarah. Beruntung peninggalan berupa organisasi PIKAT dan asrama putri masih beroperasi, selain makamnya berada di lokasi yang strategis. Jika tidak, mungkin Maria Walanda Maramis benar-benar dilupakan.

Meski menyandang gelar pahlawan nasional atas kiprahnya, Maria nyaris dilupakan dan hilang dari sejarah. Sejarawan dari Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, Ivan RB Kaunang ikut mempertanyakan minimya apresiasi dan penghargaan terhadap seorang Maria.

"Apakah mungkin pemerintah kurang mensosialisasikan tokoh-tokoh, pahlawan dari daerah ini? Ataukah pendidikan kewarganegaraan kita di berbagai jenjang pendidikan yang belum banyak menyentuh penghargaan terhadap pahlawan nasional kita," papar Ivan.

Letak makam berada di jalur utama Jalan Raya Maumbi, Kabupaten Minahasa Utara atau jalan raya lintasan Manado - Bitung, Sulawesi Utara. Jaraknya Sekitar 10 Km dari kota Manado. Pada bagian depan, berdiri sebuah monumen tepat di tengah lokasi makam berbentuk segi lima dan berdiameter 3 x 3 m persegi.

Sepintas terlihat monumen itulah sebagai makamnya. Ternyata jika kita masuk jauh lagi ke lokasi makam, tepatnya di belakang monumen ini, akan terlihat ada dua kuburan di belakang monumen itu.

Maria lahir di desa Kema, Kabupaten Minahasa Utara, Minggu, 1 Desember 1872. Meski lahir dari keluarga sederhana namun bersama organisasi yang dia dirikan bernana Perkumpulan Ibu Kepada Anak Temurunnya (PIKAT), Maria berjuang untuk pendidikan kaum perempuan. Dia juga menolak bahkan melawan diskriminasi terhadap kaum perempuan.

Atas kerja keras yang konsisten dan jasa-jasanya itu, Maria dianugerahi gelar pahlawan nasional melalui Surat Keputusan Presiden RI Nomor 12/K/1969 tanggal 20 Mei 1969. Dalam surat yang ditandatangani Presiden Soeharto itu, Maria bersama dua tokoh lainnya yakni Arie F Lasut dan Christina Martha Tiahahu dianugerahi gelar pahlawan nasional.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Raden Ajeng Kartini sempat protes atas pengajaran Islam. Aksi tokoh emansipasi perempuan itu memicu peningkatan kualitas penyebaran ajaran islam di tanah air

Let's block ads! (Why?)

from Berita Daerah dan Peristiwa Regional Indonesia Terbaru kalo berita gak lengkap buka link disamping http://bit.ly/2L6Yi0P

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Kartini, Maria Walanda Maramis, dan Perjuangan Kaum Perempuan"

Post a Comment

Powered by Blogger.