Liputan6.com, Singapura - Otoritas Imigrasi dan Pos Pemeriksaan Singapura (ICA) akan meluncurkan kartu kedatangan elektronik baru, yang pada akhirnya akan menggantikan formulir embarkasi dan dis-embarkasi berbasis kertas --yang biasanya wajib diisi dan diserahkan oleh pengunjung asing kepada otoritas saat kedatangan.
Informasi itu disampaikan oleh pihak ICA dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu 3 Oktober 2018, demikian seperti dikutip dari the Strait Times, Minggu (7/10/2018).
Untuk memastikan kelancaran implementasi kartu kedatangan elektronik baru, percobaan akan dilakukan oleh ICA untuk pengunjung asing selama tiga bulan, dimulai dari Kamis 4 Oktober 2018.
Uji coba akan dilakukan di sebagian besar pos pemeriksaan imigrasi di bandar udara, perbatasan darat dan laut, seperti di pos pemeriksaan Woodlands dan Tuas, Bandara Changi dan empat terminal pelayaran/feri.
Selama masa percobaan, pengunjung asing yang tiba di pos pemeriksaan, namun belum mengisi formulir embarkasi atau dis-embarkasi berbasis kertas, dapat menemui petugas ICA di lapangan untuk berpartisipasi dalam uji coba dan memberikan umpan balik atas sistem baru tersebut.
Uji coba tidak akan berlaku pada warga negara Singapura, penduduk tetap dan pemegang izin tinggal jangka panjang (seperti pelajar dan pekerja) yang kembali ke Singapura, karena mereka tidak perlu menyerahkan formulir embarkasi atau dis-embarkasi.
Detail lebih lanjut tentang implementasi sistem akan diumumkan di kemudian hari, setelah uji coba selesai.
Ketika sistem kartu kedatangan elektronik sepenuhnya diterapkan, wisatawan dapat mengirimkan informasi pribadi dan rincian perjalanan mereka melalui situs web ICA atau melalui aplikasi seluler sebelum tiba di Singapura.
Para pelancong kemudian hanya perlu menunjukkan paspor mereka kepada imigrasi pada saat kedatangan.
Saat ini, kartu tersebut berisi informasi seperti rincian penerbangan penumpang ke Singapura, lama tinggal dan di mana dia akan tinggal. Detail ini masih akan diperlukan dalam sistem kartu elektronik baru.
Kartu kedatangan elektronik akan tersedia dalam berbagai bahasa, dan mereka yang bepergian bersama keluarga atau kelompok kecil dapat memilih untuk melakukan pengiriman kolektif cukup sebanyak satu kali. Beberapa informasi seperti pelabuhan terakhir embarkasi serta alamat tinggal di Singapura akan secara otomatis direplikasi untuk semua di dalam grup.
Aplikasi seluler sistem itu juga akan menyimpan informasi dari perjalanan sebelumnya untuk digunakan selama perjalanan berikutnya ke Singapura.
"Kartu kedatangan elektronik akan meningkatkan efisiensi operasional dan merupakan langkah signifikan menuju visi ICA tentang izin imigrasi tanpa kertas, dan menghemat hingga 48 juta kartu embarkasi atau dis-embarkasi berbasis kertas setiap tahun," kata pihak berwenang.
ICA mengatakan bahwa mereka mempelajari dan mempertimbangkan praktik dan pengalaman negara-negara yang telah menerapkan model kartu kedatangan elektronik yang serupa, sebagai bagian dari konseptualisasi dan proses desain otoritas di Singapura.
Duong Dat (23) seorang insinyur perangkat lunak dari Vietnam yang mengunjungi Singapura sekali atau dua kali setahun untuk bertemu teman-teman, mengatakan kartu kedatangan elektronik akan menjadi hal yang bagus, karena akan mengurangi waktu tunggu pada saat kedatangan.
Dia menambahkan bahwa itu juga akan mengefisiensi waktunya dalam hal mengisi informasi pada formulir embarkasi.
Warga Brunei, Hana Latiff (24) yang mengunjungi Singapura dua kali tahun ini untuk program pemuda, mengaku senang bahwa penggunaan kertas akan berkurang.
Hana juga mencatat bahwa fitur itu akan berguna karena dia tidak harus mengisi formulirnya setiap waktu.
Tapi Hana menambahkan, "Saya mungkin khawatir (tentang sistem yang berbasis online), karena saya tidak yakin seberapa aman data saya."
Simak video pilihan berikut:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Imigrasi Singapura Uji Coba Kartu Kedatangan Elektronik ke Pengunjung Asing"
Post a Comment