Warga tak bisa memaksakan diri. Tanah berkontur miring itu sangat rawan longsor jika diguyur hujan lebat. Bisa saja, longsor susulan terjadi dan membahayakan warga yang berupaya mengevakuasi korban.
Warga lantas melaporkan peristiwa ini kepada pemerintah desa yang lantas meneruskannya ke kepolisian. Begitu menerima laporan, unit kecil lengkap Polsek Watukumpul bersama dengan Taruna Tanggap Bencana meluncur secepatnya ke lokasi.
Hujan berangsur reda. Dengan tambahan kekuatan dari tim yang berpengalaman dalam tanggap darurat bencana, evakuasi dilanjutkan.
Wartini akhirnya ditemukan. Sayangnya, saat berhasil dievakuasi, ia telah meninggal dunia.
"Tidak butuh waktu lama, jasad korban ditemukan dalam keadaan tertimbun tanah longsor," kata Kapolsek Watukumpul, AKP Iptu M. Subagio, akhir pekan kemarin.
Tetapi, pekerjaan belum usai. Kepolisian dan relawan kebencanaan mesti membantu warga bekerjabakti memperbaiki rumah Martoyo. Merka juga akan berupaya menyelamatkan barang-barang yang masih bisa diselamatkan.
Subagio menerangkan, kepolisian sebelumnya telah mengimbau agar warga mewaspadai risiko longsor pada musim penghujan ini. Pihaknya juga mensosialisasikan agar warga tak membangun membangun rumah di tanah miring yang berisiko longsor."
"Keterbatasan kepemilikan tanah memang memerlukan perhatian serius dari pihak pemerintah. Relokasi dipandang perlu namun hal tersebut juga terbentur dengan biaya pemerintah dalam pengadaan tanah," katanya menambahkan.
Simak juga video pilihan berikut ini:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Detik-Detik Longsor Menimbun Nenek Wartini di Pemalang"
Post a Comment